Tak pernah menghilangkannya dari dunia ini..
Dia hanya sedang pergi..
ke Paris, mengejar impiannya...
Ada yang beda di hari ini dan kemarin...
27/28 Maret 2011,
Bukan karena kegiatan hari itu, atau bagaimana suasana hari itu...
ini soal hati yang tiba-tiba merasa kangen akan sosoknya di sampingku..
Sosok yang datang di sore hari menjemputku untuk mengajak jalan-jalan menikmati Jogja..
Sosok yang selalu memelukku sayang dengan aroma khasnya..
Seperti biasa membuat banyolan-banyolan kocak yang sangat menghibur ketika dia melihatku murung,
Sosok sosial yang meperkenalkanku pada dunia yang luas...
Seniman Terhebat, Super Hero dan Lelaki Sejati di hati ku..
yang bernyanyi dengan gitar di teras rumah sambil menebar tawa kepada tetangga yang melintas..
yang mengajakku makan bakso, dan minum es kelapamuda di pinggir jalan...
yang menemaniku jalan-jalan di malioboro membeli sesuatu yang akhirnya menjadi barang favoritmu..
yang mengendarai motor dengan ngebut, kemudian tertawa saat mendengar aku berteriak ketakutan, aku memelukmu erat dari belakang. Saat itu aku benear-benar takut terjatuh. Bukannya mengurangi kecepatan kamu malah semakin menggodaku. Ah sudahlah, kau memang seperti itu...
***
Kemudian jiwa sosialmu keluar dan beraksi kembali, dengan bangga kau bilang bahwa kamu dapat kesempatan membantu mereka untuk menjadi relawan di Aceh.
Saat itu aku yakin kau akan menjadi relawan terbaik di Aceh, semangatmu begitu besar untuk membantu korban-korban Tsunami kala itu. kau pemimpin di pasukanmu.itu yang ku tau.
Aku selalu menanti kedatanganmu..
Setelah beberapa minggu akhirnya kau kembali...
Aku tak sabar menemuimu, segera ku jumpai kau dirumah.. senangnya bisa memelukmu lagi..
aku ingat, dengan mata berbinar, kau menunjukan akan kesedihanmu disana, kau bercerita...
disana mengerikan, kota mati, banyak mayat, bau anyir, kotor, bervirus, dan sangat menyeramkan untuk orang yang bermental lemah. Kau bercerita tentang teman-teman yg dipulangkan karena stress, relawan yg kurang siap berhadapan dengan extrimnya keadaan disana..
sebenarnya itu mengerikan untuk didengar olehku, tapi selesai itu kau tersenyum..
kini kau bercerita tentang prestasimu disana, kau terpilihmenjadi relawan terbaik yang pertama kali berinisiatif membuat kakus untuk para korban, kau pencetusnya! kau tertawa bangga mendapat penghargaan itu.. Aku tersenyum, kemudian ku lihat barang bawaanmu dr sana.
"Apa ini?", tanyaku saat itu..
kau menjawab, menjelaskan, dan menunjukan apa itu..
"Ini Head Lamp, lampu Senter yg diikatkan di kepala, kayak gini lhow..., bagus to?"
"Kalo ini Kompor Spritus padat, cara pakenya kaya gini jeng, ini di giniin, terus diginiin, habis itu di giniin, nah! gini deh jadinya.. bagus to?"
"Ini Panci masaknya, dikasih langsung sama Volunter Amerika, bagus to??",
"Ini ada lagi, ini namanya Kantong! Kantong yang buat masukin mayat-mayat yang bakal dikubur masal.. yang putih ini untuk satu orang, kalo kuning ini bisa nyampe 3 orang. sengaja aku bawa buat kenang-kenangan."
saat itu semua berkata bahwa membawa sesuatu yg berhubungan dengan yg mati adalah pamali, tapi kau meyakinkan bahwa ini cuma sekedar kenang-kenangan.
Aku tak menghiraukan, kemudian kau menyaiku, mengobrol seperti biasa.. menceritakan soal apa yang ia alami di Aceh..
aku mendengarkan dengan simak, aku hanya manggut-manggut tercengang oleh ceritanya.
dia berkata,
"Besok kloter ke2 aku ikut lagi , coba kamu udah gede pasti aku ajak. jadi guru buat anak-anak TK."
"Wahh.. cocok dong mas, aku bisa ngajarin mereka gambar... kemarin aku nggambarin tembok sekolahan..krna mau ultah yayasan jd tembok di catin warna-warni gitu.."
"Oh iya to? wah,,peningkatan... tambah top kamu nggambarnya! sini ikut aku ke kamar...!"
"Mau ngapain, neh tak kasih kertas ma pensil. gambar sesukamu, di kertas ini.. ntar aq beliin cat minyak, kamu gambarin kamarku ini yo! yang bagus...!"
"Ah.. aku gak bisa..."
"Ah bisaa!", kamu tersenyum. dan itu membuatku percaya diri..
"besok sebelom mas berangkat ke Aceh pasti bakal aku selesein..", aku bejanji.
"Gambarin menara Effiel , besok aku kan bakal kesana..",
"iya deh mas..", percakapan ini selalu ada di ingatanku, tak pudar, tak hilang.
Hingga suatu hari, tak lama dari hari dimana kita bercerita saat itu.
Sore hari yang cerah, ada seseorang yg datang ke rumahku...
Aku mengenalnya, menyuruhnya masuk, kemudian dia berbicara pada ibuku,
Aku tak tau kenapa, mama berteriak dan kemudian menangis...
aku bertanya,
dan kabar itu sungguh sangat mengguncang jiwaku, membuatku lemas, dan syok..
seperti tidak ingin percaya ini semua kenyataan.
Berharap Ini Semua Hanya Mimpi Burukku Saja
***
Hai semangatku, Guruku dan Orang terhebatku..
Maafkan aku sempat melupakanmu...
Bahkan aku lupa mengirimkan harapanmu padaku.
Entahlah, mengunjungimu sekali setelah 2 tahun melewatkan berkunjung ke rumahmu, membuat ku merasa bersalah, setega itu aku melupakanmu begitu saja...
Kini sudah 6 tahun dari peristiwa itu...
Peristiwa yang merubah sebagian kehidupanku...
Kau tau kan seperti apa perasaanku saat itu?
Aku sedih, kehilangan sosok sepertimu. Satu-satunya yang sangat memahamiku, mempercayai kemampuanku, memuji kehebatanku, mendukung kesukaanku, mengajariku segala hal tentang bagaimana menjadi masyarakat hebat, menjadi pemuda sejati, dan tentu menjadi anak yang berbakti.
Sekarang kamu bagaimana? Bisakah melihatku disini?
aku sudah hampir menyamai umurmu dahulu,
aku sosial seperti mu, menjadi jurnalis seperti harapanmu, menyatu dengan alam seperti kesukaanmu...
kini aku mandiri.. lihat lah..
aku berdiri di jalan benar, meski kini tak ada lagi sosok dewasa yang menasehati seperti kata-kata ampuhmu kala itu, aku tetap menjalankan pesanmu. Menjadi Anak Yang Berbakti.
Aku rindu saat kau memetik gitarmu dan menyanyikan lagu kesukaanku...
tersenyum manis, tak malu menghiburku yang kala itu masih bocah...
Kau mengenalkanku pada Prancis, Paris, Effiel, dan Keindahan yang harus aku temui saat aku dewasa nanti.
Aku berjanji mas, akan memenuhi keinginanmu untuk kesana.
Bantu doa..:D
Sini Lihat, kini aku bisa bermain dengan gitarku sendiri.. menyanyikan lagu gembira seperti kala bersamamu, aku juga menyanyikannya di teras, memetik dengan lantang dan bernanyi sambil tersenyum, bukankah saat itu kau juga mengajariku tenang "Tebar Pesona'? :)
Masih ingatkah? saat kau berkata, "Jadi cewe musti kuat!", kau menyarankanku ikut kelas Bela Diri.
dan akhirnya aku menurutimu, merengek meminta mama mendaftarkanku di exul Karate saat SMP.
kau tau? kau membuatku menjadi cewe tomboy saat itu, terlalu lama bergaul denganmu membuatku benar-benar seperti replicamu dalam versi perempuan.
Ahh.. tapi aku suka kok :D
Ingat ini?
Soal bagaimana cara bertahan hidup di hutan?
Kau sering mengajakku ke sebuah gunung di dekat rumah, kemudian kau ajak aku ke kampusmu, melengkapiku dengan seragam khusus dan tali-temali yang rumit untuk ku mengerti,
Mas, kamu lah yang pertama memperkenalkanku tentang alam, dan tentang CLIMBING..
Kala itu kau tau aku menyukai kegiatan itu, hingga tiap minggu kau jemput aku dan kau ajak aku berolahraga bersama teman-temanmu. aku ingat sekali kao selalu memuji jari-jariku yang panjang, kau bahkan berkata bahwa aku besok akan menjadi gadis yang bertubuh tinggi.
Seeprtinya itu benar mas :D
ahhh...
Tapi saat mengetahui bagaimana caramu meninggalkanku, aku bersumpah dengan diriku sendiri mas...
Aku kini membenci olahraga ataupun kegiatan itu, aku membenci Tebing-tebing itu, dan aku membenci pantai yang dulunya menadi favorit kita itu..
Mas Roi..
Aku kangen, mengertilah.
Sudah 6 tahun kamu pergi dan gak sekalipun menjengukku..
Bukankah ini waktu yang tepat..
Ini tepat 6 tahun kau pergi.....
Datanglah, temui aku...
Kamu tau betapa sedihku saat ini kan?
Didedikasikan kepada Abdillah Rohil (Mas Roi)
29 Oktober 1983 - 27 Maret 2005 (usia 22 tahun)
Mengenang 6 Tahun Kepergiannya.
Kakak Terhebat yang selalu mengajari adik-adiknya tentang ketegaran, kesabaran, dan keikhlasan. Penerang di saat kelam. Pemimpinku dan kami semua.
Sodara Terkasih yang akan selalu hidup di hatiku...
Beberapa Teman dan kawan seperjuanganmu Mas...
UPDATE
Kesedihanku telah menjadi kesedihan kami semua, banyak yang begitu dekat dengan sosoknya, termasuk adikku ini.. yang menjadi salah satu adik kesayangan almarhum..
Kesedihannya...
4 comments :
nangis
MOga kakak lu tenang disana ya ponk...
Sabarr dan tetep tegar,jenk
@Nando
so pastii.. thanks...
@Nova Utomo
aku tegarrr :D makasih mas...
@Angga J.P.
cup cup nak :)
Post a Comment